EKMA4315 – PENGENDALIAN DAN PERENCANAAN BAHAN BAKU



A.      KLASIFIKASI BAHAN
Bahan diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu bahan baku (direct materials) dan bahan penolong (indirect materials).
B.      BAHAN BAKU
Bahan baku adalah bahan yang dapat diidentifikasikan secara jelas pada produk jadi, dapat secara mudah dilacak pada produk dan memiliki jumlah proporsi kos yang signifikan pada kos produksi. Contohnya dalam perusahaan pembuat mie instan, tepung terigu dan minyak merupakan bahan baku.
C.      BAHAN PENOLONG
Bahan penolong adalah bahan yang dalam produk jadi tidak dapat diidentifikasi secara jelas, tidak mudah dilacak dan memiliki jumlah proporsi kos yang tidak signifikan pada kos produksi.
D.      PENGENDALIAN PENGADAAN DAN PENGGUNAAN BAHAN
Perusahaan harus menerapkan prosedur pengendalian yang memadai agar sediaan bahan yang dimiliki dapat digunakan secara optimal dan ekonomis. Berikut adalah konsep yang dapat diterapkan dalam prosedur pengendalian.
1.       Sedian merupakan hasil pembelian bahan baku, bahan penolong dan bahan habis pakai.
2.       Pengurangan sediaan merupakan hasil dari penggunaan normal dan bukan karena kerusakan atau penggunaan yang tidak semestinya.
3.       Investasi sediaan yang optimum didasarkan pada teknik – teknik kuantitatif yang khusus dirancang untuk meminimalkan kos pengelolaan bahan (carrying costs) dan kos pembelian kembali sediaan.
4.       Pembelian, manajemen, dan investasi bahan yang efisien tergantung pada akurasi peramalan penjualan dan skedul produksi.
5.       Predikri akan membantu menentukan kapan bahan akan dibeli.
6.       Penendalian sediaan dlebih dari sekadar menjaga catatan sediaan. Pengendalian dilakukan oleh individu yang membuat keputusan berdasarkan pengalaman mereka dan keputusan itu selalu dijaga dalam rerangka kebijakan dan tujuan perusahaan.
7.       Metode pengendalian sediaan bervariasi tergantung seberapa mahal kos bahan dan seberapa penting bahan tersebut dalam produksi. Semakin mahal dan penting bahan maka semakin canggih atau kompleks juga penendalian yang diterapkan.

E.       PENGENDALIAN PENGADAAN BAHAN
Pengadaan bahan atau pembelian bahan dalam perusahaan yang relatif besar, dilakukan oleh departemen pembelian. Departemen pembelian memiliki 4 tugas pokok yaitu sebagai berikut.
a.       Menerima permintaan pembelian dari seluruh departemen yang ada dalam perusahaan, termasuk departemen produksi.
b.       Memelihara data terkait dengan pemasok, harga, dan skedul pengiriman.
c.       Menyiapkan dan mengirim surat order pembelian kepada pemasok, serta.
d.       Mengirimkan tembusan surat order pembelian pada bagian penerimaan dan departemen akuntansi.
Prosedur pengadaan bahan umumnya melalui tahapan sebagai berikut.
1.       Formulir Kebutuhan Bahan (Bill of Materials)
2.       Anggaran Produksi (Production Budget)
3.       Permintaan Pembelian (Purchase RequisitionI)
4.       Order Pembelian (Purchase Order)
5.       Laporan Penerimaan (Receiving Report)

1.       Formulir Kebutuhan Bahan (Bill of Materials)
Formulir kebutuhan bahan adalah formulir yang berisih daftar kebutuhan bahan baku pada tahap proses produksi tertentu. Dibuat oleh masing masing departemen yang membutuhkan
2.       Anggaran Produksi (Production Budget)
Anggaran produksi adalah Master plan (rencana utama) yang berisi perincian terkait kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk menghasilkan produk.
Perbedaan antara formulis kebutuhan bahan dan anggara produksi adalah dalam anggaran produksi selain berisi nama bahan dan jumlah bahan yang dibutuhkan juga disertai dengan harga atau kos dari bahan tersebut.
3.       Permintaan Pembelian (Purchase RequisitionI)
Permintaan pembelian berisi formulir yang dibuat oleh bagian gudang dengan tujuan memberi tahu pada departemen pembelian untuk membeli bahan sesuai jenis dan kuantitas yang dibutuhkan serta kapan bahan tersebut akan digunakan. Dibuat dalam rangka jumlah sediaan bahan telah mencapai titik order ulang atau oleh manajer departemen lain yang membutuhkan bahan atau barang dengan spesifikasi dan kebutuhan khusus. Formulir ini antara lain memuat informasi sebagai berikut.
a.       Nomor permintaan pembelian
b.       Tanggal formulir dibuat
c.       Tanggal bahan dibutuhkan atau digunakan
d.       Nomor pekerjaan atau departemen yang membutuhkan
e.       Akun yang akan dibebani
f.        Otorisasi formulir
g.       Pejabat yang berwenang menyetujui formulir
h.       Pembuat formulir

4.       Order Pembelian (Purchase Order)
Order pembelian adalah permintaan asecara tertulis kepada pemasok untuk mengirimkan bahan sesuai dengan kuantitas, kualitas, harga serta termin dan cara pembayaran yang disepakati. Order pembelian dibuat oleh departemen pembelian yang isinya antara lain memuat informasi sebagai berikut.
a.       Nama dan alamat pemasok
b.       Nomor surat order pembelian
c.       Tanggal order pembelian
d.       Wstimasi tanggal pengiriman
e.       Termin pembayaran
f.        Kuantitas, deskripsi, dan harga bahan
g.       Otorisasi pejabat yang berwenang

5.       Laporan Penerimaan (Receiving Report)
Laporan penerimaan adalah dokumen yang digunakan oleh bagian penerimaan untuk menginformasikan bahwa barang telah diterima dengna jumlah dan kondisi tertentu atau sesuai dengan pesanan.
F.       PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN
Pengendalian penggunaan bahan merupakan tanggung jawab bagian gudang, mulai dari penyimpanan, perlindungan dari risiko-risiko terhadap rusaknya bahan hingga pengeluaran atau penggunaan bahan. Untuk pengendalian penggunaan bahan agar dapat termonitoring secara kontinu,  terdapat beberapa dokumen pencatatan aliran masuk dan keluarnya bahan dari dan ke gudang. Yaitu sebagai berikut.
1.       Permintaan Bahan (Materials Requisition)
2.       Kartu Bahan (Materials Record Cards)

1.       Permintaan Bahan (Materials Requisition)
Permintaan bahan adalah dokumen yang digunakan oleh pabrik atau departemen produksi untuk meminta bahan yang dibutuhkan. Dokumen ini harus mendapat otorisasi dari kepala gudang dan merupakan perintah untuk mengantar bahan dengan jenis dan kuantitas spesifik kepada departemen tertentu dalama waktu tertentu.

2.       Kartu Bahan (Materials Record Cards)
Kartu bahan adalah formulir yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran bahan serta berfungsi sebagai catatan persediaan perpetual.

G.      PERENCANAAN BAHAN
Terdapat 2 rumus yang digunakan untuk perencanaan bahan, yaitu sebagai berikut.
1.       Economic Order Quantity (EOQ)
Economic order quantity adalah jumlah sediaan yang dipesan (diorder) pada satu waktu yang dapat meminimalkan kos sediaan tahunan. Dengan rumus :
(akar dari)           2 (dikali) Kebutuhan unit bahan pertahun (dikali) Kos per pesan
(dibagi)
Kos per unit bahan (dikali) Persentase kos pengelolaan

a.       Kos per pesanan terdiri dari
a.       Upad dan gaji karyawan yang menangani pemesanan
b.       Kos pengomunkasian terkait pesanan
c.       Perlengkapan akuntansi dan berbagai catatan
b.       Kos pengelolaan bahan terdiri dari
a.       Penyimpanan dan penanganan atas bahan
b.       Bunga, asuransi, dan pajak bangunan gudang
c.       Rugi akibat pencurian, kerusakan, dan keusangan bahan
d.       Catatan dan bahan habis pakai terkait pengelolaan sediaan

2.       Order Point
Order point adalah rumus yang digunakan untuk menentukan waktu pemesanan bahan dengan rumus :
Order point = usage x lead time, atau
Order point = (usage x lead time) + safety stock
Safety stock = (Maximum usage – average usage ) x lead time
Usage                   = tingkat sediaan digunakan
Lead time            = waktu pengiriman yang dibutuhkan sejak pemesanan sampai bahan     
   diterima perusahaan
Safety stock        = sediaan aman

Diatas merupakan informasi mengenai pengendalian dan perencanaan bahan baku yang dirangkum dari buku terbitan universitas terbuka – EKMA4315 – modul 2, semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EKMA4315 - pengertian dan pengklasifikasian kos

EKMA4315 - PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN AKUNTANSI KOS

SKAI BPR (Satuan Kerja Audit Internal) sesuai SE OJK No 7